Selasa, 31 Mei 2011

Kisah Seorang Suami Setia dan Seorang Gadis Cantik Penggoda

Dari perkenalan pertama kedua insan tadi sang eksekutif muda yang cantik mengajak bertukar PIN BB pada sang eksekutif muda yang tampan dan gagah tadi, lalu keduanya berpisah dalam kisah selanjutnya kita sebut saja si pria dengan sebutan (P) dan di gadis muda karir dengan sebutan (C). Waktu berjalan merekapun akhirnya terlibat dalam kirim-kiriman SMS BBM

(C) Mas hebat ya… Punya usaha sendiri, sukses pula

(P) terima kasih ya .

Esoknya,

(C) menelpon

(P), sekedar say hallo, kapan ya mas, kita makan bareng lagi?

(P) Oke kapan saja boleh .

Setelah itu mereka masih sering berhubungan melalui BBM n telepon, sesekali juga janjian pergi makan siang bersama.



Hari-hari berlalu, tiada hari tanpa kontak antara mereka. Sampai suatu hari, si gadis BBM, isinya adalah :”Mas… Sebenarnya aku mencintaimu. Aku tau kamu udah punya keluarga, tapi aku mau menerima kondisi sebagai

isteri ke2, aku siap mas… dan maaf aku mengganggu perasaanmu… Dengan berat hati (P) menjawab: Dik, aku mengerti dan paham maksudmu…

Tapi dengan berat hati aku harus jawab tidak! aku tau kamu memang cantik, dan aku yakin semua lelaki pasti mengatakan tubuh dan parasmu elok dan cantik.

Tapi… taukah kamu kenapa aku bisa tampil baik dan sukses usahaku…, itu semua karena dorongan dan semangat istriku… sungguh sangat berdosa kalau aku harus berselingkuh dengan seseorang yang hanya mengagumiku, karena tau kalo aku sekarang udah sukses…kamu menyukai aku tidak ikhlas, kamu hanya melihat tampilanku semata… padahal ada orang – orang kesayangan di rumah yang telah bersusah payah mendorong aku agar selalu tampil sebaik mungkin, mereka adalah isteri dan anak-anakku tercinta, kalau kamu menyukai aku, artinya kamu tinggal memetik hasilnya, dan cara ini tidak pernah abadi.

Taukah kamu bahwa aku memulai ini dari nol dan isteri serta anak2ku yang selalu mendampingiku dikala susah, terpuruk dan sukses seperti ini. Taukah kamu bahwa isteriku yang selalu mendoakan kesuksesanku hingga aku bisa menjadi seperti ini. Kamu memang cantik, tapi hati isteri dan anak-anakku lebih cantik.

Bisakah kita belajar untuk setia pada pasangan….

sumber:http://ruanghati.com/2011/05/06/kisah-seorang-suami-setia-dan-seorang-gadis-cantik-penggoda/
Continue Reading...

Selasa, 25 Januari 2011

Wanita

Ketika Tuhan menciptakan wanita dia lembur pada hari ke-6
Seorang Malaikat datang dan berkata: "Mengapa menghabiskan begitu banyak waktu untuk yang satu ini Tuhanku"

Dan Tuhan menjawab: "Apakah kamu melihat semua spesifikasi yang saya buat untuk membentuk tubuhnya?"

"Dia harus bisa dibersihkan, tetapi tidak terbuat dari plastik, memiliki lebih dari 200 bagian yang bergerak yang semua harus diganti dan ia harus berfungsi pada semua jenis makanan, dia harus mampu merangkul beberapa anak pada saat yang sama, memberikan pelukan yang dapat menyembuhkan apa pun dari lutut memar untuk hati yang patah dan dia harus melakukan semua ini dengan hanya dua tangan ".

Malaikat itu terkesan.

"Hanya dua tangan .... mungkin!"

Dan ini adalah model standar?

"Terlalu banyak pekerjaan untuk satu hari .... bagaimana bila menunggu sampai besok dan kemudian menyelesaikan-nya".

"Saya tidak mau menunda", kata Tuhan. "Saya sangat dekat untuk menyelesaikan ciptaan ini, yang akan menjadi favorit hatiKU".

"Dia menyembuhkan dirinya ketika sakit dan dia bisa bekerja 18 jam sehari".

Malaikat mendekat dan menyentuh wanita itu.

"Tapi Anda telah membuat begitu lembut, Tuhan" "Dia sangatlah lembut", kata Tuhan, "Tapi saya juga membuat dia kuat dan Anda tidak bisa membayangkan apa yg bisa dia tahan dan mengatasinya.."

"Bisakah dia berpikir?" Tanya malaikat.

Tuhan menjawab:
"Tidak hanya berpikir, dia bisa bernegosiasi dan memberikan penjelasannya."

Malaikat itu menyentuh pipi wanita ....
"Tuhan, tampaknya ciptaan ini bocor! Anda telah memasukkan terlalu banyak beban padanya. "

"Dia tidak bocor .... itu air mata" Tuhan mengkoreksi malaikat

"Untuk Apa air mata ini ?" tanya Malaikat.

Air mata ini untuk menangis, Dia menangis ketika anak-anaknya yang menang. Dia senang ketika teman-temannya melakukannya dengan baik.
Dia senang ketika dia mendengar dari kelahiran atau pernikahan.

Hatinya rusak ketika keluarga terdekat atau temannya meninggal.
Tapi dia menemukan kekuatan untuk melanjutkan hidup.

Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan patah hati.

Hanya ada satu hal yang salah dengan dirinya

Dia lupa kalau dirinya sangatlah tak ternilai...

bagikan ini ke teman-teman wanita Anda untuk mengingatkan mereka bagaimana fantastis mereka .... sebarkan ke teman laki-laki Anda, Kadang-kadang mereka perlu diingatkan begitu berharganya wanita dan jgn menyianyiakannya..!!!
Continue Reading...

Laki-laki hanya ingin menjadi matahari

Seorang wanita bertanya pada seorang pria tentang cinta & harapan. Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia & pria berkata ingin menjadi matahari.


Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin menjadi matahari, bukan kupu-kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga. Wanita berkata ingin menjadi rembulan & pria berkata ingin tetap menjadi matahari. Wanita semakin bingung karena matahari & bulan tidak bisa bertemu, tetapi pria ingin tetap menjadi matahari. Wanita berkata ingin menjadi phoenix yang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari & pria berkata ia akan selalu menjadi matahari. Wanita tersenyum pahit & kecewa. Wanita sudah berubah 3x namun pria tetap keras kepala ingin menjadi matahari tanpa mau ikut berubah bersama wanita. Maka wanita pun pergi & tak pernah lagi kembali tanpa pernah tahu alasan kenapa pria tetap menjadi matahari.



Pria merenung sendiri & menatap matahari. Saat wanita menjadi bunga, pria ingin menjadi matahari agar bunga dapat terus hidup. Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga agar ia tumbuh, berkembang, & terus hidup sebagai bunga yang cantik. Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh & pada akhirnya kupu-kupu yang akan menari bersama bunga. Ini disebut kasih yang tulus, yaitu memberi tanpa pamrih. Saat wanita menjadi bulan, pria tetap menjadi matahari agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi.



Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari, tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan, siapakah yang ingat kepada matahari. Matahari rela memberikan cahayanya untuk bulan walaupun ia sendiri tidak bisa menikmati cahaya bulan, dilupakan jasanya, & kehilangan kemuliaannya sebagai pemberi cahaya agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut. Ini disebut dengan pengorbanan, tidak terlalu menyenangkan namun sangat layak untuk cinta. Saat wanita menjadi phoenix yang dapat terbang tinggi jauh ke langit bahkan di atas matahari, pria tetap selalu menjadi matahari agar phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau & matahari tidak akan mencegahnya.



Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh, namun matahari akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk phoenix.



Matahari selalu ada untuk phoenix kapan pun ia mau kembali walau phoenix tidak selalu ada untuk matahari. Tidak akan ada makhluk lain selain phoenix yang bisa masuk ke dalam matahari & mendapatkan cintanya. Ini disebut dengan kesetiaan, dimana matahari mau mengerti & bersedia membuka hatinya untuk menerima kembali.
Continue Reading...

Minggu, 30 Mei 2010

Memahami perasaan wanita

1. Bila seorang wanita mengatakan dia sedang bersedih, tetapi dia tidak meneteskan airmata, itu berarti dia sedang menangis di dalam hatinya.

2. Bila dia tidak menghiraukan kamu setelah kamu menyakiti hatinya, lebih baik kamu beri dia waktu untuk menenangkan hatinya sebelum kamu menegur dengan ucapan maaf.

3. Wanita sulit untuk mencari sesuatu yang dia benci tentang orang yang paling dia sayang (karena itu banyak wanita yang patah hati bila hubungannya putus di tengah jalan).

4. Jika seorang wanita jatuh cinta dengan seorang lelaki,lelaki itu akan sentiasa ada di pikirannya walaupun ketika dia sedang dengan lelaki lain.

5. Bila lelaki yang dia cintai merenung tajam ke dalam matanya,
dia akan cair seperti coklat!!

6. Wanita memang menyukai pujian tetapi selalu tidak tahu
cara menerima pujian.

7. Jika kamu tidak suka dengan gadis yang menyukai kamu setengah mati, tolak cintanya dengan lembut, jangan kasar karena ada satu semangat dalam diri wanita yang kamu tak akan tahu bila dia telah membuat keputusan, dia akan melakukan apa saja.

8. Jika seorang gadis sedang menjauhkan diri darimu setelah kamu tolak cintanya, biarkan dia untuk seketika. Jika kamu masih ingin menganggap dia seorang kawan, cobalah tegur dia perlahan-lahan.

9. Wanita suka meluapkan apa yang mereka rasa. Musik, puisi, lukisan dan tulisan adalah cara termudah mereka meluapkan isi hati mereka.

10.Jangan sesekali beritahu kepada perempuan tentang apa yang membuat mereka langsung merasa tak berguna.

11.Bersikap terlalu serius bisa mematikan mood wanita.

12.Bila pertama kali lelaki yang dicintainya sedang diam memberikan respon positif, misalnya menghubunginya melalui telepon, si gadis akan bersikap acuh tak acuh seolah-olah tidak berminat, tetapi sebenarnya dia akan berteriak senang dan tak sampai sepuluh menit, semua teman-temannya akan tahu berita tersebut.

13.Sebuah senyuman memberi seribu arti bagi wanita.
Jadi jangan senyum sembarangan kepada wanita.

14.Jika kamu menyukai seorang wanita, mulailah dengan persahabatan. Kemudian biarkan dia mengenalmu lebih dalam.

15.Jika seorang wanita memberi seribu satu alasan setiap kali kamu ajak keluar, tinggalkan dia karena dia memang tak berminat denganmu.

16.Tetapi jika dalam waktu yang sama dia menghubungimu atau menunggu panggilan darimu,teruskan usahamu untuk memikatnya.

17.Jangan sesekali menebak apa yang dirasakannya. Tanya dia sendiri!!

18.Setelah seorang gadis jatuh cinta,dia akan sering bertanya-tanya mengapa aku tak bertemu lelaki ini lebih awal.

19.Kalau kamu masih mencari-cari cara yang paling romantis untuk memikat hati seorang gadis, bacalah buku-buku cinta.

20.Bila setiap kali melihat foto bersama, yang pertama dicari oleh wanita ialah siapa yang berdiri di sebelah buah hatinya, kemudian barulah dirinya sendiri.

21.Mantan pacarnya akan selalu ada di pikirannya tetapi lelaki yang dicintainya sekarang akan berada di tempat teristimewa di hatinya!!

22.Satu ucapan 'Hai' saja sudah cukup menceriakan harinya.

23.Teman baiknya saja yang tahu apa yang sedang dia rasa dan lalui.

24.Wanita paling benci lelaki yang berbaik-baik dengan mereka semata-mata untuk menggaet kawan mereka yang paling cantik.

25.Cinta berarti kesetiaan, jujur dan kebahagiaan tanpa syarat.

26.Semua wanita menginginkan seorang lelaki yang diicintainya dengan sepenuh hati.

27.Senjata wanita adalah airmata!!

28.Wanita suka jika sesekali orang yang disayanginya memberi surprise buatnya (hadiah, bunga atau sekadar kata-kata romantis). Mereka akan terharu dan merasakan bahwa dirinya dicintai setulus hati. Dengan ini dia tak akan ragu-ragu terhadapmu.

29.Wanita mudah jatuh hati pada lelaki yang perhatian padanya dan baik terhadapnya. So, kalau mau memikat wanita pandai - pandailah.

30. Sebenarnya mudah mengambil hati wanita karena apa yang dia mau hanyalah perasaan dicintai dan disayangi sepenuh jiwa
Continue Reading...

Jumat, 28 Mei 2010

KATA MAAF KU...

Matahari merangkak tinggi. Hari sudah semakin dewasa, langit biru yang membentang indah tetap setia memayungi bumi. Pohon-pohon yang berderet di sepanjang jalan selalu meniupkan kesegaran hidup. Angin semilir nan sejuk yang selalu jadi kerinduan para perantau tetap menyanyikan lagu merdu membelai daun-daun kehidupan yang terus bergeliat. Suara angin sepoi-sepoi ditambah kicauan burung nan indah menambah lengkap kerinduan itu.

Batang toru, pasar induk di kecamatan ini seakan tak pernah mati. Selalu hidup mendenyutkan jantung setiap penduduknya yang selalu bergumul dengan aktivitas yang tiada henti. Letaknya yang tepat di jantung kecamatan membuatnya selalu ramai dari aktivitas perdagangan yang semakin hiruk-pikuk dari hari ke hari seiring dengan perkembangan sebuah kecamatan kecil miskin akan sumber daya, tapi tetap kaya akan kebersahajaan penduduknya yang berhartakan bukit-bukit dan gunung-gunug terjal. Di pasar ini pula tempat transit bus-bus antar kota yang berisikan pendatang-pendatang yang ingin menuju desa-dasa terpencil. Termasuk kampungku.
Delapan tahun. Ya...butuh waktu selama itu untuk dapat menjejakkan kakiku kembali di kota kelahiran kebanggaanku. Sebuah perjalanan panjang mencari jati diri hakiki. Mencapai sebuah cita-cita idealis. Menjadi manusia berharga. Tak sekadar lahir, besar, mati di sebuah desa kecil berama hapesong . Aku tak ingin menjadi manusia statis. Sebuah keinginan luar biasa bagi seorang remaja 16 tahunan kala itu. Tetap kuputuskan pergi. Walau semua menentang, karena aku adalah anak laki-laki terakhir dari tujuh bersaudara yang selau dimanja dan diragukan setiap langkahnya. Aku pergi agar kelak bisa membatu meningkatkan perekonomian keluarga. Semua marah, sedih dan menangis. Kerena itu adalah resiko kehidupan. Hanya bapak yang diam membisu. Tak mengucapkan sepatah katapun. Tidak marah. Tidak sedih, tidak juga gembira. Hanya diam. Ah...bapak bagaimana kabarmu sekarang?

“Mas, mau kemana? Ayo naik becak saya aja!” Tanya seorang tukang becak ketelingaku menyadarkanku dari lamunan. Bahasa indonesia dengan Logat khas batak membuatku tersenyum. Aku hanya tesungging kecil . Segera saja tukang becak yang lain bergerombol menggerumuniku. Hal biasa. Setiap pendatang memang selalu menjadi incaran untuk dirayu. Lumayan bisa untuk nambah penghasilan. Semua berebutan menarik. Ada yang menarik tasku, ada juga yang menarik baju dan tanganku. Pokoknya sekenanyalah. Jangan marah, batinku.
“Got tu hapesong do au, sadia ongkos sannari Abang ? Tanyaku pada mereka. Dengan bahasa batak yang agak canggung untuk ku gunakan. Walau aku asli orang batak tulen dengan menyandang marga kebanggaan Nasution. Tapi kurang bisa menggunakan bahasa batak dengan baik. Terkadang abangku sempat marah kalau aku pake bahasa batak di depannya. Pasalnya dialek yang ku gunakan nggak sesuai dengan kaidah batak.
“Sapulu ribu ma, madung murah mai ” sahut salah seorang di antara mereka. Tukang becak yang lain mebubarkan diri dengan teratur karena aku sedang nego dengan salah seorang di antara mereka.

“Na godang mai Abang, Alak ison do Au!” aku keluarkan jurus maut. Bilang asli sini, bisanya tukang becak bisa sedikit lunak dalam bernegosiasi.
“Lima ribu ma, olo? Tawarnya lagi.
“Sampe do tu Hapesong kan abang? Tanyaku lagi.
“Olo, tenang ma ho amang, U paijur ko di jolo bagasmu !” (Paham juga dia bahasa batak amburadul ku, He...He...He..!) aku terbelalak kaget dan langsung mengiyakan. Becak yang biasa mengatar hanya sampai di ujung aspal kampungku kini sudah bisa mengantar sampai gerbang rumahku. (Eh..Emang rumah Lo ada gerbangnya? He..he..he...). subahanallah!. Allah sungguh Maha adil. Delapan tahun yang lalu jalan ke desaku masih berdebu dan berbatu, sebuah desa kecil di tepi sungai jernih, diapit perkebunan luas milik perusahan PN3 dengan medan yang luar biasa sulit, adalah suatu hal yang mustahil yang hanya bisa diimpikan, paling banter, jalan hanya ditimbun dengan kerikil oleh mobil perusahaan. Tak pernah ku bayangkan dusun kecil ini bisa tersentuh modernisasi.

Ah...Bapak, seandainya dulu desa kita sudah semaju ini, kau tak perlu memikul puluhan buah jeruk hasil panenmu di pundakmu. Dengan kaki gemetar karena beban yang kau pikul begitu berat. Tanpa alas kaki menembus jalan yang penuh onak dan duri. Jalanan yang terjal, sempit, berair, dan terkadang kau harus melewati dua anak suangai yang begitu licin dan berlumpur, dikelilingi jurang yang curam di kanan-kiri yang semua itu harus kau tempuh selama berjam-jam. Semuanya demi sesuap nasi untuk membesarkan anak-akamu di tengah pergumulan hidup yang papa dengan segala keterbatasan sebuah desa miskin. Tak terhitung berapa kali bapak terjatuh dan terluka. Namun, semua itu tak pernah menumbangkan tekadmu untuk tetap jadi pohon tempat kami menyandarkan nafas kehidupan kami.

Jalan yang dilalui becak sangat sejuk dan indah. Kemurnian alamnya masih tetap tejaga. Pohon karet perkebunan masih tersusun rapi dan menarik. Bukit-bukitnya masih terlihat hijau karena terjaga dari ilegal logging. ketika melewati desa Sipente terpampang tulisan “WECOME TO HAPESONG ESTATE” yang dibuat oleh perusahaan yang menandakan desaku sudah tidak jauh lagi. Dan terkadang masih terlihat monyet-monyet manis dipepohonan sedang bergantung ria walaupun terkadang mereka turun dan melintas di jalanan. Pemandangan yang begitu indah untuk dilukiskan yang membuka kembali kenangan indah yang sudah tersusun rapi di memoriku beberapa tahun yang lalu.

Tiba-tiba sang supir becak kaget, ketika melitas sebuah truk yang ugal-ugalan tanpa merasa sedikitpun bersalah. Sang supir kewalahan mengendalikan becaknya. Sedang aku tergugu pasrah. Jurang yang dalam bersiap melahap kami. Tapi...Alhamdulillah. Bang becak yang sudah profesional karena bertahun-tahun sudah menekuninya, yang seakan becak sudah menyatu dalam tubuhnya menjadikan kami selamat dari mulut jurang yang sudah menganga di depan mata. Hahh... aku menarik nafas lega. Allah Mahabesar. Sungguh, kalau bukan karunia dan rahmad Allah mungkin aku dan bang becak tak akan selamat. “Ya Allah jadikanlah aku hambamu yang senatisa bersyukur akan nikmat-nikmatmu, Amien” Terucap do’a dari lisanku.

Di hapesong ini terdapat satu SD dan ada SD lain di desa sebelahnya. Ketika aku masih kecil, aku termasuk anak yang palin ngotot untuk tetap sekolah, dan sekolahnya pun harus sekolah di SD perkebunan. Padahal SD itu disediakan khusus untuk anak-anak perkebunan, tapi aku ngtot dan minta ke ibu agar aku bisa sekolah di SD itu. Walau Bapak dan mamak tak pernah mendukungku sekolah di SD tersebut. Aku tatap nekat. Yah...dengan keterbatasan yang harus kutelan. Maklumlah untuk makan cukup saja sering kesusahan. Tak pernah cukup sisa tenaga untuk memikirkan sekolah. Ditambah lagi dengan ejekan teman-teman yang terkadang mengucilkan karena aku bukan anak kariyawan perkebunan. Tapi ada juga di antara mereka yang punya hati seperti muatiara.

Waktu SMP aku berangkat sekolah setelah shalat subuh bahkan terkadang sebelunya. Dalam keadaan fajar yang masih gelap karena sang rajasiang belum menampakan wajah manisnya. Dengan berbekal obor atau terkadang sebatang lilin aku harus berangkat mengejar mobil perkebunan yang disediakan perusahaan. Padahal mobil itu disediakan hanya khusus untuk anak kariayawan perusahaan. Tapi perusahaan memberi kelonggaran untuk anak-anak lain untuk ikut bersama mereka. Aku baru pulang ke rumah jam tiga sore. Itupun aku harus di suruh ke ladang nemani ayah atau ibu ke sawah atau terkadang ke ladang untuk panen jaruk, yang semua itu aku lakukan untuk kelangsungan sekolahku.
Tak jarang aku merasa lelah dan ingin berhenti sekolah. Tapi semua itu segera kutepis jauh-jauh. Aku ingin jadi orang pinter, (tekadku kala itu) ibuku ingin aku menjadi orang yang berguna, pandai mengaji, baik hati dan tidak sombong.
Tanpa ku sadari, bang becak sudah berhenti di depan rumahku. Bapak, Mamak, Zakie sudah pulang!. Rumahku sudah banyak berubah. Sungai jernih di belakang rumah sudah tak sejernih dan seindah dulu. Tempat persembunyianku ketika main petak umpet sudah tidak kudapatkan lagi. Gudang kilang padi sudah seperti bangunan yang hampir roboh dimakan usia. cat rumah sudah berubah. Orang-orang desa yang kebetulan lewat menatapku heran penuh selidik dan tanda tanya. (Kaya teroris aja..!)

Dari dalam rumah muncul wanita berkebaya dengan rambut tertutup bolang, tapi tatap tak mampu menyembunyikan rambut putihnya yang menua. Mamak...beliau bukan lagi wanita cantik seperti dalam ingatanku. Wajah teduhnya yang tenang sekarang telah dipenuhi kerutan-kerutan kesulitan hidup. Wanita tegar yang telah berjuang keras bersama bapak membesarkan anak-anaknya. Aku, Aan, Lila Nisaul Jannah, Fitroh Mar’ah Solihah, dan abang-abangku yang lain. Tapi ia adalah ibuku yang tetap menawan yang akan selalu ku rindukan sepanjang masa.

Aku segera berlari memeluk mamak. Tak ku hiraukan rasa penat dan lelah yang menghajar tubuhku. Tak terkira bahagia yang membunca dalam rongga dadaku. Walau air mata mengalir membanjiri wajahku. Itu bukan berarti aku cengeng....!

“Zakie...ho dei amang ...! hanya itu yang bisa diucapkan mamak. Tangisnya yang terseduh dan pelukan hanganya yang menggantikan kata-katanya.
“Minta maaf, mak. Zakie mungkin sudah banyak melakukan kesalahan!” mamak membelai rambut lembutku. Dan menuntunku masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah ku lihat ada beberapa orang, mereka semua tersenyum melihat kecengenganku padahal itu adalah air mata rindu yang selama ini ku tahan dan akan ku curahkan ketika bertemu ibu.

Lila Nisaul Jannah dengan jilbab hitamnya, yang semakin cantik dengan senyum khasnya, Fitroh Mar’ah Solihah dengan hidung pesek dan wajah putihnya ikut menangis melihat kedantanganku. “Ko nangis dek, abang kesayangannya dantg ko sedih sih” Tanyaku untuk menghibur dan mengusir ketegangan yang terjadi.
“Ini kan tangis bahagia bang, bahagi karena liat abangnya pulang kerumah. Bahagia karena Anbang yang paling disayangi dan paling ganteng bisa berjumpa lagi. Apa salah.?” Jawab Fitroh

“Oh, Gitu to Ndo’, abang pengen liat Fitroh Mar’ah Solihah marah aja”? kan kalau marah makin manis dan lucu...!” Pujiku, “Ih...abang makin jaat Ya?” Balasnya. Mamak nayakan aku kapan akan nikah. Aku jadi malu, padahal teman-teman susia denganku sudah pada nikah.

“Bapak?” aku bertanya singkat.
“Bapak habis selesai nderes, langsung ke agen penampung untuk di jual” mamak menjelaskan.

“Bapak masih nderes ya ma?”
“Mau usaha apa lagi. Cuma itu yang kita punya, amang! Yang penting kan halal?” Ucap mamak lirih. Kata-kata mamak seakan menohokku. Sudah setua ini, bapak tak juga berhenti nderes getah, Memenen sawit, dan panen cokelat.

Sebagai anak laki-laki yang gagah perkasa kemana saja kau ini? Membiarkan bapakmu yang sudah tua memikul getah deresannya sendiri, mengangkat buah sawit dari batangnya, memanen dan menjemur cokelat, berusaha mencari makan seorang diri. Sedang aku hanya diam melarikan diri, setelah menutup mata pada kenyataan ini. Mana tanggung jawabmu sebagai sorang anak? Apa yang sudah kamu lakukan untuk membuktikan baktimu kepada mereka? Apakah kamu termasuk orang yang egois?”. Ampuni hambah ya Allah, yang sudah begitu tega menyia-nyiakan orang tua hamba sendiri. “Sesalku dalam hati.”

“Sholat dulu, makan. Baru nyusul bapak ke tempat penjualan getah” mamak lalu menyuruh Lila untuk mengangkat tas bawaanku. Dengan wajah penuh kesal, ia turuti juga. Adikku yang tomboi ini bisanya sering kesel kalau waktu ia sedang serius ikut ngobrol disuruh. “Dah kerjain yang ikhlas” Bisikku kepadanya.

Selesai shalat zuhur, aku pergi ke ke tepat penimbangan. Dan melewati kebun karet kami. Kebun kecil yang menjadi tumpuan hidup kami sekeluarga. Di mataku bapak adalah sosok pekerja keras. Terlalu keras bahkan. Bapak seakan tak pernah peduli pada tubuhnya. Pergi subuh, pulang malam. Begitu terus keadaan yang kusaksikan sendiri sampai usiaku 16 tahun. Perjalanan dari rumah ke ladang yang harusnya ditempuh dalam waktu setengah jam, bisa bapak tempuh dalam waktu sepuluh menit. Berjalan tanpa alas kaki. Bapak tak pernah istirahat kalau sudah bekerja. Begitu satu pekerjaan selasai, langsung mengerjakan yang lain. Sebuah rutinitas melelahkan yang mungkin bagi sebagian orang takkan mungkin sanggup menjalankannya selama bepuluh-puluh tahun.
Ketika sampai di tempat penimbangan. Aku lihat bapak sedang shalat dengn khusyu’nya. Seletih apa pun, sesibuk apa pun beliau tidak pernah lupa kepada Allah. Hanya pada saat itu kulihat wajah bapak yang tenang.

“Allah itu kekuatan bapak untuk membesarkan kalian.” Kata bapak suatu hari. Ah, bapak. Zakie tak pernah berhenti mengagumi bapak. Saat panen, bapak masih sempat berbagi cerita dan menghibur kami. Sebuah hiburan yang terkadang membuat kami bangga memiliki bapak sepertinya. Ia bercerita tentang banyak hal, mulai cerita humor, politik, sejarah dan hal-hal lain tentang hidup dan kehidupan. Dari situlah aku kemudian terdidik dan termotivasi. Selain itu, bapak adalah pemburu ikan terhebat yang pernah ku tahu. Kalau udah bawa jala bakal ketangkep tu semua ikan yang ada di suangai. Kenangan itulah yang selau kubangga-banggakan pada orang-orang di perantauan.

Setelah bapak selesai shalat, aku menghampiri beliau. Aku langsung mencium tangan beliau dan hanya bisa menangis. Tangan bapak yang dulu kekar, kini lemah dan tergores di sana-sini. Begitu kutengadahkan kepala, kulihat mata bapak tergenang air mata. Bapak yang selalu menyimpan letihnya sendiri, yang tak pernah mengeluh, tak pernah marah, yang selau tabah dalam menghadapi hidup yang sangat sulit sekalipun, kini harus menangis!

“Bapak mau mara sama Zakie, mau pukul Zakie, silahkan pak!” aku menghiba-hiba agar bapak agar bapak mau menumpahkan marah dan sedihnya yang sudah beliau pendam selama betahun-tahun lamanya.

“Bapak tahu, kamu pasti pulang, nak.” Ucap bapak sambil menyunggingkan senyum khasnya. Bapak kuperhatikan dengan seksama. Rambut hitamnya kini sudah berubah putih. Bahunya yang tegak kini terbungkuk. Tubuh tegapnya kini berubah ringkih. Bapak, betapa sudah terlalu rentahnya bapak di usiamu yang belum genap 60 tahun. Begitu banyak derita yang terukir jelas di guratan-guratan wajahmu.
“Bapak kenapa ndak marah?” aku benar-benar ternganga.
“bapak nggak berhak marah. Hidupmu, kamu sendiri yang memperjuangkannya. Bapak Cuma punya tugas membesarkan kamu. Kamu selamat dan bisa pulang, bapak sudah senang.” Bapak membelai rambutku penuh sayang.

Sunggu, kau tetaplah pribadi lugu yang begitu menerima dan tak pernah ingin mengotori mulutmu dengan kata-kata kasar.
Bapak yang selau menyayangi keluarga dengan caranya sediri. Bagiku, bapaklah pahlawan paling nyata dalam hidupku. Yang selalu mengistimewakanku. Walaupun aku belum dapat memberi hal yang berati baginya. Tapi aku berjanji dan berdo’a kepada Allah agar menjdi anak yang selalu berbakti dan mendo’akannya.
Oleh Marzuki Nasution
untuk versi aslinya silahkan download di sini
Continue Reading...

Jumat, 14 Mei 2010

Cahaya itu....

hidup memang kadang tak indah
mengapa tak membuatnya menjadi lebih mudah
maaf bila aku tak sempurna
karena beginilah aku adanya

jangan menyalahkan cinta
karena manusialah yang membuatnya tercela
jangan menyalahkan takdir
karena jalan cerita telah terukir

kali ini sayap-sayapku telah patah
dan aku terjatuh di lembah antah berantah
terseok-seok dengan luka yang mengangah
dan malam tak sedikitpun memberikan cahayanya..

Terima kasih karena pernah memberikan cahayamu
walau hanya setitik tapi aku bahagia menyambutmu
walaupun engkau memberiku kegelapan itu lagi
tapi setidaknya cahayamu mampu menghangatkan hatiku
walau hanya sebentar sungguh aku bahagia..

aku mungkin jauh dari sempurna...
tapi apakah aku tak berhak untuk bahagia..
apakah aku tak berhak untuk memiliki sesuatu yang indah
apakah aku tak berhak mengejar semua yang tertunda...

bila ini memang jalanku aku akan terima
mungkin semua harus berlalu
dan akan ku kubur sedalam yang aku mampu
karena ku yakin semua akan indah pada waktunya

terima kasih untuk semuanya..
dan biarkan hujan ini menghiburku
dan rintik-rintiknya seakan sebuah lagu yang syahdu
menemaniku melewati waktu..

karena esok masih menungguku
dan aku akan berjalan perlahan membelakangimu
karena mentari pagi akan menyambutku
dan aku akan berkata " Selamat datang hari-hari baru"

Oleh: Rico Widiarno
terima kasih "jikustik" karena menemaniku menulis puisi ini "menemaniku menulis lagi"
Continue Reading...

Selasa, 11 Mei 2010

Puisi Sebuah Batu


Engkau angkuh dan kokoh
diam tak perduli zaman
bisu menantang waktu
tegar di terjang angin

engkau seolah abadi
walau hari akan berhenti
dan bumi tak lagi berseri
seolah saksi yang tak perduli

tapi retakanmu terlihat kelemahanmu
apakah engkau lelah dengan keangkuhanmu
apakah engkau lelah dengan ketidak perduliamu
apakah engkau lelah dengan kebisuanmu

dan engkau hanya sebuah batu
yang akan terkikis oleh tajamnya angin
yang rapuh oleh lembutnya air
yang akan hilang oleh kejamnya zaman

---rico---
Continue Reading...
 
100 Blog Indonesia Terbaik

Iklan

Review ricovery-lalerijo.blogspot.com on alexa.com

RICO WIDIARNO Copyright © 2010