Selasa, 12 Januari 2010

Rp 1.000,- vs Rp 100.000,-


Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang

berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke.

Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau,

bersih, harum dan menarik. Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan

seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda. Uang seratus

ribu berkata pada uang seribu :"Ya, ampiiiuunnnn. ...........darimana saja kamu, kawan? Baru

tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan...... bau!

Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan ...... Ada apa

denganmu?"

Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan nelangsa. Sambil

mengenang perjalanannya, uang seribu berkata : "Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita

keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari

berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur,

saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan

kotoran ayam.

Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman

di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong tukang nasi uduk,

dari sana saya hijrah ke 'baluang' (pren : tau kan baluang...?) Inang-inang. Begitulah

perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering

dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. ......"

Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.: "Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan!

Berbeda sekali dengan pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku

disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum.

Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm....dompetnya harum sekali.

Setelah dari sana , aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5,

masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di

tas selebritis. Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus. Jarang deh aku di tempat

yang kamu ceritakan itu. Dan...... aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. . "

Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya : "Ya. Nasib kita memang

berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman. Tapi ada satu hal yang selalu membuat

saya senang dan bangga daripada kamu!"

"Apa itu?" uang seratus ribu penasaran. "Aku sering bertemu teman-temanku di kotak-kotak

amal di mesjid atau di tempat-tempat ibadah lain. Hampir setiap minggu aku mampir di

tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu disana....."

0 komentar:

 
100 Blog Indonesia Terbaik

Iklan

Review ricovery-lalerijo.blogspot.com on alexa.com

RICO WIDIARNO Copyright © 2010